Sunday, August 15, 2010

Pajak oh Pajak!

Dalam perjalanan pulang kantor 2 hari yang lalu, tiba2 saja terlintas di pikiranku tentang pajak di negeri ini sambil menikmati jalanan lengang malam itu.

Kalau tidak tengah malam seperti itu mana mungkin bisa berkendara senyaman ini?? Hanya memerlukan 20 menit sampai di rumah. Padahal biasanya bisa sampai 2 jam! Hhhhhh....

Bukankah seharusnya pemerintah bekerja UNTUK rakyat? Menyejahterakan kehidupan rakyat? Dan bukankah kami, para pekerja ini, juga sudah melakukan kewajibannya dengan membayar pajak? Tak ada pilihan (sambil tersenyum miris :( ), pajak langsung dipotong dari gaji demi memenuhi peraturan negara. Dan setelah itu masih juga harus membayar pajak saat membelanjakan uang dari penghasilan yang sudah dipotong itu. Mau makan di restoran bayar pajak, mau minum bayar pajak, berbelanja berbagai keperluan bayar pajak, bahkan menabung sisa uang yang kadang dipaksakan juga bayar pajak! Jadi kalau dihitung-hitung berapa banyak sebetulnya kami harus membayar pajak dalam sebulan?? Banyak! Dan itu tidak hanya dari SEORANG pekerja seperti aku, yang harus bekerja untuk memastikan pendidikan terbaik untuk anaknya, yang harus bekerja untuk kesejahteraan keluarganya, tapi juga dari SEMUA pekerja di negeri ini! Dan berapa banyak pekerja di negeri ini?? Banyak sekali! Wah, pasti seharusnya (lagi) negara punya cukup dana untuk menjalankan pemerintahan dan menyejahterakan (lagi) rakyatnya HANYA dari pajak yang dikumpulkan. Bukankah demikian??

Tapi apa yang terjadi di negeriku?? Rakyat masih saja kurang sejahtera! Padahal banyak orang berlomba2 ingin menjadi kepala pemerintahan! Buktinya gambar wajah mereka ada dimana-mana. Tentu saja ini terlepas dari kemampuan mereka bila terpilih nanti. Wajah mereka ada di papan billboard yang besar, di spanduk jalan-jalan, di tiang2 pinggir jalan, di pagar-pagar banyak bangunan seperti rumah2, pabrik, toko-toko, dll, dst... Bahkan ada lho yang mampu mengiklankan dirinya melalui layar televisi! Tak habis pikir kenapa ada sebagian orang sangat 'ngotot' dengan kekuasaan itu?? Apakah iming2 pendapatan yang akan didapatnya sedemikan besar sampai rela pula dia ber"investasi" demikian besar agar wajahnya dikenal orang? Harapan pada akhirnya dia akan dipilih orang?? Tak habis pikir pula dari mana dia mendapatkan modal 'investasi' itu? Wallahualam...

Lalu apa yang terjadi setelah mereka berkuasa? Banyak "janji manis" yang ditebar terlupakan begitu saja, setelah menikmati "manis"nya kekuasaan itu. Tidakkah mereka ingat bahwa setiap dari kita akan dipertanyakan tanggung jawabannya di hari akhir nanti?? (Ya Allah, ampunilah para pemimpinku. Berilah petunjuk kepada para pemimpin negara ini.)

Lalu apa pula yang mereka perlakukan dengan dana yang dikumpulkan dari pajak? Dari keringat rakyatnya?? Dari keringatku? Dari tangis dan darahku? (hehehe... lebay!). Dalam sekejap mereka bisa saja lupa dan hanya mengumpulkan uang sebanyak2nya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Apakah itu yang mereka inginkan dari kekuasaan? Bertindak sekehendak hati, membenarkan segala tindak tanduknya. Tidak ingin menyinggung sikap arogan yang juga mungkin sekonyong-konyong mereka perlihatkan saat berkuasa seperti menghentikan lalu lintas saat mereka melintas dikawal banyak orang yang wajib dipertanyakan perlu tidaknya! Apakah mereka tidak sadar bahwa tidak hanya mereka yang berkepentingan? Rakyat kan juga punya banyak kepentingan seperti mereka juga?? Kepentingan pekerjaan, kepentingan keluarga... Hhhhh...

Ngomong2 soal jalan, pernah aku dengar di suatu negara bahwa bila sudah sampai BEP maka rakyat dibebaskan membayar Tol (ah, seandainya...). Dan alokasi area jalan tol pun lebih kecil dibandingkan jalan biasa sehingga rakyat punya pilihan untuk lewat jalan tol dengan membayar atau memilih jalan biasa yang seharusnya tidak terlalu berbeda kenyamanannya dengan alasan jalannya lebih lebar.

Jadi ngelantur. Kembali ke soal pajak dan kekuasan, lalu bagaimana dengan kesejahteraan rakyat yang amat sangat didambakan itu? Berapa banyak rakyat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan? Berapa panjang jalan yang sangat amat berlubang dalam? Berapa banyak orang yang terpaksa merambah lahan orang lain untuk berjualan kaki lima? Tampaknya pula mereka lebih senang mengumpulkan uang untuk mendanai dan memastikan bahwa mereka akan menjabat lagi setelah masa jabatan yang sekarang habis nanti. Ya Allah... koq kayaknya jadi lingkaran setan seperti ini ya??

Semoga saja pemikiranku ini tidak benar walau apa yang aku alami dan rasakan sebagai rakyat ya seperti ini. Semoga negeriku ini cepat menjadi negeri yang sejahtera dengan segala berkah alamnya. Amin.

Tuesday, August 3, 2010

Kejutan Basi!


Jumat, 16 Juli 2010

Pagi ini aku mendapatkan sebuah kejutan. Manis… dari suamiku tercinta. Seuntai kalung mutiara beserta gelangnya. Hmm… dia tahu persis model seperti apa yang pasti bisa aku pakai, atau artinya ‘cukup’ aku pakai. :D

Tapi sebetulnya ini dimaksudkan untuk hadiah ulang tahunku yang baru lalu. Tumben2nya lho… Mmm… sepertinya sih ini untuk menebus rasa bersalah tidak berada disamping keluarga kecilnya pada hari itu. Padahal sekuntum bunga Anggrek (hidup! Lengkap dengan pot dan tanah :D) sudah diberikannya waktu dia pulang bepergian kemarin.

Kocak, dia lupa kalau dia sudah membelikan hadiah itu. Baru ingat setelah membongkar tas ‘doraemon’-nya pagi ini. Hahaha… suamiku… suamiku… “Sampun sepuh!”, katanya menirukan kata-kata dokter THT-ku waktu itu, lengkap dengan pesan,”Simpan yang benar. Jangan sampai hilang lagi seperti yang lalu!”. Hihihi… aku memang suka teledor!

Jadilah ini kejutan yang basi! Nggak apa-apa Ayah, terimakasih banyak atas perhatiannya,ya ... :-*