Tuesday, December 16, 2008

2 Bintang

*
Kemarin di sekolah Alif mendapat 2 cap bintang di tangannya sebagai tanda keberhasilan hafalan 2 surat pendek Al Qur'an. Alhamdulillah... Selamat ya, nak!

Saturday, December 6, 2008

SEXY!

*
Hahahaha... (?). Sebuah topik yang agaknya mendebarkan...!

Sore ini aku dan anakku Alif, yang sekarang sudah berusia 7 tahun, menonton sebuah acara TV tentang fotography. Seorang wanita cantik langsing putih dan tinggi bergaun merah berdada rendah tampak menjadi model sebuah kelas foto. Hmmm... kenapa tiba2 aku lupa namanya, ya...? Yang jelas dia adalah utusan Indonesia untuk sebuah pemilihan Ratu Sejagad beberapa tahun yang lalu. Yang sempat tersandung saat berbicara bahasa Inggris. Padahal sih... katanya dia ada keturunan bulenya... How come!

Kembali ke tontonan tadi. Tiba2 anakku berkomentar "Sexy ya bu!". Waduh! Aku agak sedikit terkejut. Kemudian dia melanjutkan dengan "Tapi ibu kayaknya nggak bisa deh difoto sexy seperti itu". Dengan menahan keterkejutanku dan kepenasaranku aku bertanya "Memangnya sexy itu apa sih, Lif?". Dijawabnya "Sexy itu kan perempuan cantik kurus (-tampaknya dia belum mengerti istilah langsing!-) yang kelihatan tulangnya!". Waaaak?! Sambil menahan senyum aku tak berkomentar dan mendengar kelanjutan celotehnya. "Ibu kalo' mau difoto sexy ya harus mengurangi berat badan dulu. Baru deh bisa...!". Hahaha... tampaknya dia menyadari kondisi ibunya dengan amat sangat!

Nasib...nasib...! Nasib berbadan besar! :-)

*

Wednesday, October 22, 2008

Alif's First Test

***
"Aduh, ibu.... Sekolah SD itu susah!"

Itu keluhan anakku pada awal dia bersekolah di SD. “Kenapa, nak? Alif kan suka matematika” tanyaku sambil mengingatkannya. “Tapi bu matematikanya pake bahasa Inggris. Alif gak ngerti!”. Hm… memang setelah aku pelajari bahan pelajarannya aku akui tingkat kesulitannya jauh lebih tinggi dibanding apa yang aku dapat pada saat aku seumur dia!

“Kenapa Alif tidak sekolah di jaman dulu aja…?!” teriaknya disela-sela waktu belajarnya di rumah mempersiapkan ujian pertamanya di SD minggu ini. Kalimat itu dia kutip dari ucapan keheranan ayahnya saat membaca2 buku pelajarannya “Pelajaran ayah dulu tidak sesusah ini…??”.

Pada hari pertama, Senin yang lalu, dia menyesali 1 soal yang tidak bisa dijawab pada pelajaran Agama Islam. Bunyi pertanyaannya kalau tidak salah adalah “Pokok-Pokok Agama Islam disebut juga...”. Menurut hand book-nya jawaban yang benar adalah “Rukun Iman” yang sebetulnya sempat kami bahas pada malam sebelumnya. Tetapi tampaknya dia lupa karena kalimat pertanyaannya agak sulit dia pahami.

Dua malam yang lalu kami membahas pelajaran Al Qur'an. Bahan yang harus dipelajari adalah Surat Al Fatihah. Sulit buat dia memisahkan ayat ke-3 dan ke-4. Setelah bersusah payah beberapa lama akhirnya dia bisa mengingat akhir ayat 3 dan awal ayat 4 dengan cara memperlambat bacaannya sesuai saranku. Alhamdulillah.

Dan kemarin malam dengan bangga dia laporkan bahwa dia tidak menemui kesulitan menjawab pertanyaan. “Biasa-biasa saja, bu”, itu jawabannya saat aku menanyainya tentang tes hari itu. “Kalau begini terus Alif bisa juara 1, bu!”. Wah… bangganya mendengar komentarnya.

Sebenarnya tidak pernah aku berniat memaksa anakku menjadi yang terbaik di kelasnya secara akademik. Aku hanya ingin ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak tertinggal dari teman2nya. Aku tidak ingin dia tertekan dan stress menjalani masa kanak2nya. Aku lebih mementingkan dia memiliki “Life Skill” yang baik dan belajar menjadi anak santun terhadap lingkungannya. Terhadap orang tua, saudara, guru dan temannya juga terhadap tumbuhan dan binatang di sekitarnya, bahkan terhadap gedung sekolahnya! Artinya dia juga harus mengerti bagaimana merawat apa yang dikaruniakan kepadanya.

Tetapi untuk memacu semangat belajarnya kami (aku dan ayahnya) menjanjikan mainan yang sangat diinginkannya, yaitu PSP. Sampai saat ini dia berusaha menabung untuk membeli PSP. Tapi akhir minggu lalu aku memberikan pilihan untuknya, bila ia berhasil melalui ujiannya dengan baik kali ini dia bisa mendapatkan mainan itu lebih cepat dari pada cara menabung yang kami perkirakan baru terbeli setelah 3 tahun. :-)

Entah anakku seorang yang realistis, meragukan kemampuan diri sendiri, atau agak malas berusaha, beberapa lama kemudian dia mempertanyakan apa akibatnya bila dia tidak berhasil mencapai juara 1 sampai dengan 5 (batas akhir yang kami berikan padanya) di kelas. Aku berikan kata “gagal” untuk itu dan pasti dia tidak akan mendapatkan PSP. Segera setelah itu dia melakukan negoisasi hadiah apa yang akan dia dapatkan. “Dari pada beli PSP yang harganya 2 juta lebih baik beli CD PS aja yang harganya 6 ribu, bu!”

Hari ini hari Rabu. Masih dua hari lagi sebelum minggu ini berakhir. Semoga anakku tetap bersemangat melalui hari2 ujiannya minggu ini dan mendapatkan hasil yang baik. Amien.

Friday, October 10, 2008

Joining FaceBook

What a pleasure! Getting closer with friends via FaceBook!

Tapi belum ketemu temen2 SMA nih... Temen kuliah baru ketemu 1, Pak Imam Baihaqi. Foto-foto anaknya lucu. Gendut.

Yang banyak temen kerja pastilah... yang paling happening right now soalnya. :-)

Wednesday, August 13, 2008

What should I do?

Pertanyaan yang lebih tepat adalah "What should I choose...?".

Lagi bingung nih! Mmm... tapi dikatakan bingung juga harusnya nggak sih. Lebih tepatnya bimbang.

Ya, aku lagi bimbang. Sebetulnya aku tahu apa yang harus aku lakukan tapi aku tidak mau keluar dari comfort zone-ku ini. Aku tidak mau bekerja keras lagi, males. Sudah pernah bekerja keras, tapi koq apa yang aku harapkan tak kunjung datang. Kecewa pasti. Berat!

Keadaan yang kemarin bisa aku katakan bukan karena diriku. Aku lebih senang menyalahkan orang lain. Aku tak peduli ini sikap ini disebut pengecut atau ... apalah! Tapi yang sekarang ini aku tahu kalau semua tergantung padaku.
Tapi dengan pengalaman yang sudah, aku koq males. Sumpah!

Aku tahu, semua keputusan pasti ada konsekuensinya. Bila tidak mau tahu terhadap konsekuensi itu, pasti ada konsekuensi ikutan yang harus dihadapi.

Yah... sepertinya aku sudah tahu jawabannya. Semua persoalan harus dihadapi! Tidak untuk dihindari! Dan bila dihindari pasti akan ada masalah lanjutan yang menghadang.

Tapi koq... susah ya berubah untuk menjadi lebih baik sementara tidak ada willingness untuk itu???

Maaf bila tulisan kali ini isinya membingungkan... ya karena yang nulis juga lagi bingung. Cuma perlu tempat curhat!

Thursday, June 26, 2008

Laskar Pelangi

***
Baru saja aku selesai membaca 3 seri buku Laskar Pelangi. Tapi, sungguh, jilid satu adalah novel yang sangat menyentuhku. Acung 2 jempol untuk pengarangnya ANDREA HIRATA.

Dia bisa membawa pembaca ikut merasakan pengalaman pelakon utama, Ikal. Pengalaman hidup yang mengharu biru. Perjuangan keras yang mengesankan. Pencarian cinta yang indah. Kemiskinan yang tak membuat Ikal menyerah!
Gaya bahasanya cerdas dan mengusik pencernaan wawasan pada setiap paragrafnya. Aku jatuh cinta pada novel itu. Benar2 jatuh cinta. Aku terperangah dengan apa yang dipaparkannya. Sebuah kenyataan hidup yang sangat berbeda dengan pengalaman hidupku.
(Wah... tampaknya aku sudah mulai pula menjadi penulis sastra dengan gaya bahasa flamboyanku ini :-)).

Disambung dengan dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy. Novel islami yang menggugah kita untuk menjenguk hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Dan ditambah tausiah pengajian saat makan siang hari ini, tiba2 aku merasa hidupku banyak tersia-sia. Aku tak ingin anakku menyia-nyiakan masa mudanya. Masa keemasannya. Aku tak mau ia terlena seperti yang mungkin aku alami. Aku harus menjadikannya pemuda yang berguna, untuk dirinya, untuk keluarganya dan untuk agamanya. Pemuda yang mempunyai Cita-Cita Setinggi Langit. Setinggi Langit Ke-tujuh. Sebuah impian yang rasanya tak pernah aku punya.
Semoga Allah selalu membimbingku, membimbing keluargaku dan selalu memberikan sinar hidayah-Nya kepada kami. Amien.

*

Cita-Cita Anakku

***
Alif, anak lelakiku satu-satunya saat ini berumur 6.5 tahun. Akan segera masuk SD kelas 1.

Waktu berumur 1 tahun, ia senang bermain dengan panci dan wajan. Sepertinya suara denting nyaring pukulan sutil ataupun gayung sayur pada panci ataupun wajan sangat menarik perhatiannya saat itu. Sehingga bila kami berkunjung ke mall/supermarket, dia selalu berhasil 'menyeret'ku dengan jeritan kuatnya ke area alat-alat rumah tangga. Sebagai akibatnya alat masak Yang Ti, sebutan ibuku untuknya, banyak yang bolong-bolong rusak dan akhirnya harus direlakan ke tukang loak.
Sempat aku kuatir dengan kesenangannya tersebut.

Saat ulang tahunnya yang ke-2, adikku Melati menghadiahkannya sebuah buku tentang Tukang Bangunan BOB THE BUILDER. Saat itu serta merta perhatiannya teralih kepada semua yang berhubungan dengan bangunan, bahkan sampai ke Eskavator (yang aku dan dia sebut sebagai Traktor) dan Mesing Giling (sebutanku untuk alat berat penghalus jalan raya). Begitu kagumnya ia pada 2 alat-alat besar itu sampai-sampai kami (aku & Ayahnya) harus berhenti dan mengantarkannya memegang (mengelus tepatnya) bila kami bertemu alat besar itu dalam banyak perjalanan.

Saat ia berumur 3 tahun aku sudah mengenalkannya dengan komputer melalui games. Dan sejak itu dia terobesi menjadi TENTARA. "Mau seperti Mbah Kung" katanya. Mbah Kung adalah sebutan kakek dari pihak Ayahnya. Segala bentuk mainan dari helm, kacamata besar, pistol2an yang dicantolkan ke tali pinggang, senjata panjang sampai setelan lengkap baju tentara adalah yang paling digemarinya. Dia berlari keliling rumah dengan peralatannya itu dan berkhayal sedang mengejar musuh. Sampai saat ini dia selalu mau berperan menjadi tentara dan Ayahnya harus menjadi musuh!

Umur 5 tahun saat dia di TK A keinginannya berubah menjadi ROBOT. Ini karena pengaruh film TRANSFORMER. Saat itu kusadari bahwa anak perlu didampingi saat menonton. Aku menyalahkannya kenapa dia memusuhi polisi dalam film itu karena polisi seharusnya berpihak kepada yang baik. Tapi ternyata polisi robot itu adalah samaran dari lakon musuhnya!

Saat 6 tahun ia mengaku akan menjadi DOKTER seperti yang tercantum di buku kenangan tahunan TK-nya. Sungguh geli saat membacanya karena tak pernah sekalipun kami membahas cita2 Dokternya itu. Sepertinya dia terpengaruh dengan cita-cita teman2nya yang hampir semua ingin menjadi dokter saat wawancara untuk isi buku kenangan itu berlangsung.

Dan yang terakhir, awal minggu ini diawal libur panjang kenaikan kelas, saat dia mengantarku ke kantor dengan mobil yang dikemudikan Ayahnya, cita-citanya ternyata berubah lagi...! Kali ini ia ingin jadi PEMAIN FILM! Hah! Aku sangat terkejut mendengarnya. Dari mana lagi dia mendapatkan ide cita-cita barunya itu? Sangat aku curigai dia terpengaruh dengan sinetron TV yang selalu menjadi tayangan favorit asistenku, alis si Mbak, yang membantuku di rumah! Aku katakan, "Itu juga cita-cita yang baik karena Alif bisa menjadi apapun termasuk Tukang Bangunan, Tentara, Robot maupun Dokter." yang kemudian dilanjutkan komentar dari Ayahnya, "Ya, tapi semua boong-boongan!".

Walah... mungkin ini salah satu akibat ibu bekerja, yang berada di luar rumah saat anaknya libur panjang sekolah...

Tuesday, May 27, 2008

RAIHAN ALI


Keponakanku yang lucu.
Raihan, 18 bulan.


Gelisah

*
Semangat Pagi!

Dalam perjalanan ke kantor pagi ini, ada sebuah topik menarik di sebuah radio di Jakarta. Sang nara sumber mencoba berbagi bagaimana kita dapat mengatasi stress dalam kehidupan sehari-hari.

Tertawa.
Menangis.
Hening.

Ijinkan diri anda untuk melakukannya secara total. Tertawalah sekeras-kerasnya. Menangislah sepuas-puasnya. Lihat ke dalam diri anda. Berikan sedikit waktu berharga anda untuk diri anda sendiri.

Para pelakon teater rutin melakukan latihan ini untuk menyelami peran menjadi orang lain.

Pernah dengar bahwa hidup ini adalah Panggung Sandiwara? Dengan melakukan hal tersebut diatas Kita pun bisa berharap untuk dapat melakoni hidup ini dengan lebih bijaksana.

Radio 90.4 FM Jakarta; nara sumber: Reza

Monday, May 26, 2008

Indahnya Cinta didalam Perkawinan

Baru kuketahui bahwa sejatinya Cinta diciptakan yang Kuasa didalam ikatan perkawinan. Ia tumbuh sejalan dengan pengalaman berbagi suka dan duka. Asalkan semua berdasarkan pengharapan terhadap ridha-Nya.

Itu yang kubaca.

Dan ternyata memang itu yang terjadi. Indah yang kurasakan.

Tadinya ada tanya dalam hatiku. Benarkah sebuah perkawinan tidak memerlukan masa penjajakan yang cukup sebelumnya? Tidakkah itu riskan? Patutkah kita 'menceburkan' diri ke dalam kehidupan baru yang tak pernah kita tahu akan seperti apa?

Ternyata semua memang ada dalam rahasia-Nya. Subhanallah. Aku menemukan jawaban.

Ya Allah, kekalkanlah perkawinan kami... amien.

Wednesday, May 14, 2008

Aku Memang Tidak Cantik

Terinpirasi dari majalah Femina tahunan edisi tahun lalu tentang penulis-penulis, baik cerpen maupun novel, aku juga ingin memulai menulis.

Kemarin baru saja mendapatkan ilham untuk judul cerpen pertamaku -seperti yang tercantum diatas- tapi belum terbayang seperti apa jalan ceritanya.

Semoga ini adalah langkah awal yang baik. Yah... paling tidak untuk mencatat "angan-angan" judul cerpen terlebih dahulu.

Tuesday, April 29, 2008

A Pilgrimage

An unforgettable moment...
Hajj Pilgrimage 25 Nov 2007 - 4 Jan 2008

Monday, April 21, 2008

Creating My Blog

Today is my very first day creating a blog. Yes, this is my first blog indeed. I did not expect that it was very very easy!

So I would like to congratulate my self for being able to do this. Haha..!

Please enjoy reading to you and enjoy writing to my self .... ;-)