Selasa, 8 Jan 2013
Siang ini dlm perjalananku menjemput anakku pulang
sekolah, aku mampir di sebuah mini market. Masih ada waktu krn Alif mengikuti ekstra
kurikuler hari ini, sehingga pulang lebih lama dari jadual biasanya.
Tujuan utamaku sebenarnya mengambil uang di ATM, tapi
kemudian spt biasa akhirnya aku belanja lihat ini dan itu. Kebanyakan sih snack
karena kebutuhan utama biasanya sdh sedia di rumah.
Saat melihat2, aku berpapasan dg seorang bapak dan 2 anak
nya yg masih kecil. Perempuan dan lelaki. Mungkin mereka masing-masing sekolah
kelas 1 dan 4 SD. Si bapak dari penampilannya, aku menilai, mungkin berprofesi
sebagai tukang ojek. Umurnya tidak lagi muda. Sekitar 50 tahun, mungkin.
Sang bapak langsung menuju rak sabun colek, dan sang anak
berlarian ke sana kemari mencari kebutuhan belanja mereka.
Seketika perhatianku tertuju kepada mereka. Sama sekali
tak menghampiri lorong makanan atau minuman, satu hal yg sangat berbeda dengan
aku. Aku mahfum, mereka hanya mencari kebutuhan utama mereka.
Si anak perempuan yang lebih besar, terus membantu dan
mengingatkan ayahnya, apa saja yang perlu mereka beli. 1 sachet sabun colek
ukuran agak besar, 4 buah sabun mandi yg berharga seribuan, 1 botol kecil
minyak kayu putih, 1 botol bedak powder dan terakhir 1 botol minyak wangi
semprot. Tak yakin, yang terakhir seperti yang diminta ibu mereka atau
keinginan si anak :).
Ketika aku mengerti dalam belanjaan mereka tidak ada
makanan kecil yang biasanya disukai anak-anak, aku merasa sedikit terusik
sekaligus terenyuh. Ini sama sekali berbeda dari kebiasaan sebagian besar
anak2, kebiasaan anakku, yang seringkali merengek minta makanan kecil.
Sepertimya aku tahu anak2 itu memahami keadaan orang tuanya atau mungkin bahkan
tidak terbiasa makan makanan kecil (snacking)?, sehingga mereka tidak
memintanya? ¯\_(ツ)_/¯
entahlah .
Seketika aku ingin menyenangkan anak2 itu, membelikan
permen, biskuit dan susu. Sekedar membuat anak2 itu sedikit mencicipi makanan
yg biasa aku makan.
Bergegas aku mengambil produk makanan dan minuman yang
kumaksud dan bergegas ke kasir berusaha mendahului mereka membayar.
Setelah transaksi selesai, segera aku serahkan bungkusan
plastik untuk anak2 itu dan kuserahkan kepada sang bapak lalu pulang.
Satu pelajaran nyata yg sangat berharga buatku. Bahwa
betapa beruntungnya aku dg kehidupanku sekarang yang seharusnya tidak aku
sia-siakan. Mengajari aku satu bab pelajaran berhemat. MasyaAllah.
This story might not an extraordinary to some people. But
for me, it is indeed.
Terimakasih ya Allah, atas pelajaran kehidupan yang
kudapat hari ini...
Ya Allah, jadikanlah aku, anakku dan keluarga orang2 yg
selalu bersyukur padaMu. Tidak kufur akan nikmatmu. Berikanlah kami rejekiMu
yang halal dan berkah. KepadaMu lah kami berlindung.
"Maka nikmat TuhanMu yang manakah yang engkau
dustai?"
Subhanallah walhamdulillah.